Fiction Story : Roller Coaster ( Bab 1 : Noda Modus )

ROLLER COASTER
Mine seorang mahasiswa yang suka menggambar, tapi tidak tau gambaran tentang cinta. Bahkan, buta soal cinta. Di masa kuliahnya ini, Mine disadarkan tentang cinta oleh teman baiknya, Nami. Tapi, yang menunjukan semua cinta itu adalah Miki. Cowok perhatian tapi agak galak. Sampai akhirnya Mine menemukan sesuatu.





BAB 1 : Noda Modus
Sudut pandang : Mine

“Eh! Coba pinjem tangan lu dong, Ne. Sebentar” sahut Miki

“Buat apaan sih ?” balasku penasaran sambil menyodorkan tanganku yang agak kotor karena debu pensil saat menggambar.

Miki melihat tanganku dengan menlontarkan ketawa kecilnya dan segera menggenggam tanganku erat-erat. Aku kaget.

“Haha, gak apa apa, kan tangan lu itu milik mine~” jawabnya dengan nada agak menggoda.

“Ehhhh! Bukan mine yang di bahasa Inggris ya, enak aja. Tangan gue ya milik gue, milik Mine!” bahkan hatiku lebih berkata Ehhh! lebih panjang, kali ini aku benar-benar kaget.

Dia tertawa dan langsung mengalihkan perkataanku “Duh segitunya amat suka sama gambar, sampai kotor gini. Tunggu bentar”  “Nir, bagi tisu basah dong, cepetan~! Haha” perintahnya pada Nirma.

Kan, mau ngapain deh sama tisu basah itu..


“Makasih Nirma yang baik hati~” sambil tersenyum Miki mengambil tisu basah itu, memakainya untuk menghapus noda debu pensil yang ada pada tanganku, tapi sebelum mengenai tanganku...

“Ih gak mau..” kataku, aku menarik tanganku, tapi ditahan olehnya. Erat.

“Lah kenapa coba, kan biar bersih” balasnya sambil tertawa kecil. Dia tetap menghapus noda itu dan memegang tanganku erat, aku tidak bisa menolaknya, walau aku tidak begitu suka dengan tisu basah. Aneh rasanya.

Tiba-tiba, tangannya berhenti menghapus noda itu, aku melihat Miki terheran. Miki membalas tatapanku agak lama, tersontak aku mengerutkan dahiku. Dia hanya membalas ketawa kecil dan melanjutkan menghapus noda di tanganku.

“Kenapa ketawa mulu sih?” tanyaku sambil menepuk tangannya.
“Berisik ah ! Nih udah bersih” dengan nada pamer. Aku menarik tanganku, tapi tetap ditahan olehnya

“Etsss tunggu, belom selesai. Masih ada urusan lagi sama tanganmu itu” sontaknya. “Apaan lagi dah” balasku pasrah. Dia memegang tanganku dengan kedua tangannya dan menatapku penuh senyumnya, ya memang manis senyuman tulusnya itu.

“Apaan sih, gak jelas dasar dari tadi” balasku. Kami tertawa, aku meninggalkannya di kelas.







 “Cieeee~” sambut teman dekatku Nami
“Kan mulai gak jelasnya” balasku sambil merangkulnya “Ayuk ke depan, sumpek di kelas”

Nami melanjutkan “Eh, lu oon ya?”
aku memasang muka kagetku “Kenapa tiba – tiba ngomong gitu ?”

“Lah abisnya, gue tuh tadi liat kejadian Miki sama lu tau!” balasnya.
“Ah, lebai ah lu, sebenernya gue uda menghindar tau, cuma dia nya aja nahan mulu” terangku
“Nah, itu dia! Lu liat sendirikan dia ngeliatin lu tuh gimana? NAH! Tau kan maksud gue?”

“Hah?” aku terbingung

Muka Nami langsung bete karena 1 kata dariku “Oon kan, tatapan Miki tuh ada artinya” 

Hati ku berkata hah? lagi
“Arti apaan dah, dia cuma iseng gak jelas tau” balasku cepat yang di ikuti oleh ketawaku.
“Tapi dia sering gitu tau, ngeliatin lu tuh gak biasa matanya Miki”
“Masa sih ?” aku memiringkan kepalaku dan menyipitkan mataku terheran karena kata-kata Nami. 

Nami cuma diam aja.


Aku lanjut minum es teh manisku dari sedotan berwarna biru.

Seketika pikiranku berkata 
“Biru kan warna kesukaan Mik.. Duh, kenapa jadi mikirin hal gak penting gini”

Comments

Popular posts from this blog

Big Decision : Behel

I think i have said this before?

Another Question