Kebhinnekaan yang Sesungguhnya
post ini dibuat dalam rangka ikut lomba di bhinnekaitukita.id
karena ga menang dan kalau dibuang sayang
karena usahanya besar sekali
jadi post disini hehehe
karena ga menang dan kalau dibuang sayang
karena usahanya besar sekali
jadi post disini hehehe
Seperti
yang kita ketahui semboyan negeri kesayangan kita Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
berbeda-beda tetapi tetap satu juga , tercantum pada pita yang digenggam kuat
oleh seekor garuda yang gagah, melambangkan
Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat. Sejak dibangku Sekolah
Dasar pasti kita sudah mendapat pengetahuan tentang arti dari Bhinneka Tunggal
Ika. Namun, banyak tidak diketahui bahwa semboyan tersebut berasal dari kutipan
Kakawin Sutasoma (syair dalam bahasa
Jawa Kuno) karya Mpu Tantular, yang mengajarkan toleransi antar umat Hindu Siwa
dan Buddha.
Bhinneka
Tunggal Ika ditetapkan menjadi semboyan Indonesia dengan harapan, kita sebagai
warga negara Indonesia memiliki toleransi antar golongan, suku, ras dan agama. Tidak
hanya itu, kita juga sepatutnya saling menghargai perbedaan antar warga
mengenai prinsip, hak, minat bahkan hobi. Sikap fanatik terhadap sesuatu tidak menutup kemungkinan dapat merusak
kebhinnekaan yang sesungguhnya, oleh karena itu kita hendaknya membuang
jauh-jauh sikap mementingkan diri sendiri tanpa mementingkan kepentingan
bersama.
Kebhinnekaan
yang sesungguhnya adalah diri kita sendiri, karena kita adalah warga Indonesia
yang memiliki keberagaman dan dari kitalah yang sepatutnya sadar diri atas
kepentingan bersama dan memulai melakukan aksi kebhinnekaan tersebut secara
nyata yang akan memberikan dampak baik bagi Indonesia.
Jika
dibayangkan Indonesia tanpa kebhinnekaan sudah pasti persatuan dan kesatuan
masyarakat Indonesia akan terpecah belah dan menimbulkan banyak hal yang tidak
diinginkan seperti kerusuhan, terorisme,
anarki dan sebagainya. Namun, jika kebhinnekaan terus ada dan melekat
pada diri kita masing-masing, kita tentu dapat mencegah hal tersebut. Dengan
adanya kebhinnekaan intoleransi dan radikalisme dapat dihindari.
Warga
indonesia perlu berimplikasi terhadap kebhinnekaan dengan bersikap nasionalisme
dengan mewujudkannya dalam berbagai media , mengingatkan satu sama lain serta bersikap
toleransi dan komprehensif terhadap perbedaan, karena perbedaan yang kita
miliki sebagai masyarakat Indonesia adalah suatu hal yang berharga dan dapat
menjadi satu kesatuan yang damai dan harmonis yang akan berpengaruh kepada
pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.
Kita
sudah seharusnya berbangga hati dan mensyukuri bahwa Indonesia adalah negara
yang kaya dengan alam, suku, budaya, agama, dan bahasa yang dapat dipersatukan
oleh Bhinneka Tunggal Ika dan sikap kebhinnekaan dari diri kita sendiri . Hanya
Indonesia yang memiliki kekayaan seperti ini, maka sudah menjadi kewajiban kita
untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia “Negara
ini, Negara Republik Indonesia tidak dimiliki oleh suatu kelompok, atau suatu agama, atau suatu kelompok etnis,
atau kelompok dengan adat dan tradisi, tapi kekayaan Indonesia adalah milik
kita dari Sabang sampai Merauke”
Kita
tidak dituntut paksa untuk berpikiran tentang hal yang sama dan mencintai suatu
hal yang sama seperti halnya sama-sama menyukai lagu beraliran keras atau
tari-tarian ekstrem. Tapi, kita sudah
seharusnya sama-sama memikirkan dan mencintai Indonesia. Indonesia bisa
terpecah belah karena setitik keegoisan, terkadang ego yang tertanam pada hati
dapat menutup niat baik terhadap Indonesia yang membutuhkan aksi positif kita.
Seluruh masyarakat Indonesia dengan keberagamannya adalah saudara kita, bukan
saling menjatuhkan tapi saling bahu-membahu dan membuka diri, itulah yang sudah
seharusnya kita lakukan.
Karena
kebhinnekaan itu kita, sudah seharusnya kita mencintai kebhinnekaan itu sendiri
seperti kita mencintai diri sendiri, mengerti akan kebhinnekaan dan
mengartikannya dalam bentuk yang positif dan tidak lupa untuk mengintropeksi
diri apa saja yang telah kita berikan untuk Indonesia. Tidak membiarkan hal-hal
yang bertentangan dengan Bhinneka Tunggal Ika tumbuh subur juga sangat penting
dilakukan.
Dunia
hiburan memang nampaknya lebih menarik untuk diperhatikan dan diperbincangkan
sehingga persoalan toleransi dan kebhinnekaan yang sebenarnya menjadi pusat
perbincangan di tanah air tertutup oleh kabut ketidakpedulian masyarakat
Indonesia. Hal ini tentunya sangat disayangkan, salah satunya oleh Jokowi
karena menurutnya kita adalah Bhinneka Tunggal Ika dan Bhinneka Tunggal Ika
adalah kita, maka kita harus selalu menjaga dan merawatnya, karena Bhinneka
Tunggal Ika juga merupakan warisan asli Nusantara yang tidak dapat ditukar atau
dijual dengan apapun.
Perasaan aman yang
terganggu karena toleransi terkoyak, hilangnya kedamaian dan ketentraman di
lingkungan karena dihantui terorisme, ekstremisme dan radikalisme, itulah yang
akan timbul jika kita meninggalkan kebhinnekaan dalam diri kita. Apakah kita
akan meninggalkan Indonesia yang seperti itu untuk anak dan cucu kita? Tugas
masyarakat Indonesia adalah mengelola keberagaman, mengelola kemajemukan,
mengelola kebhinnekaan dan Indonesia tidak memiliki kelompok mayoritas yang
memiliki hak lebih ataupun minoritas yang diabaikan haknya. Masyarakat Indonesia sebagai saudara memiliki
keberagaman namun tidak memiliki perbedaan yang harus dipermasalahkan atau dipeributkan.
Menciptakan Indonesia
yang damai tentu tidak mudah, tapi kita dapat melakukan hal pertama yang
sederhana. Hal yang harus pertama kita
lakukan adalah mengerti betul tentang Bhinneka Tunggal Ika dan melakukan
tindakan-tindakan yang memiliki nilai kebhinnekaan. Dengan melakukan hal itu, pembangunan,
perkembangan dan perekonomian serta segala aspek pada Indonesia akan semakin
membaik di mata masyarakat Indonesia dan dunia.
Marilah kita membuat
sejarah Indonesia yang baik agar kelak
keturunan masyarakat Indonesia dapat turut bahagia dan mengenang kebaikan,
kemakmuran, kejayaan dan kedamaian yang kita buat dari sekarang dan bukan
menerima atau menikmati hasil ketidak Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia dan
supaya mereka dapat meneruskan sikap kebhinnekaan dalam diri mereka.
Comments
Post a Comment